Global Expose TV Kabupatem Pandeglang, Di tengah kondisi kesejahteraan guru honorer yang belum pasti di berbagai penjuru negeri, kisah keteguhan hati seorang pendidik muda dari Pandeglang, Banten, kembali membuka mata publik tentang realita pengabdian di akar rumput. Dia adalah Sirojudin, guru honorer SDN Pasirtenjo 2 di Kecamatan Sindangresmi, yang sejak tahun 2020 mengabdikan dirinya sebagai pengajar Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK).
Lahir di Pandeglang tahun 1990, Sirojudin adalah sosok yang dikenal aktif di dunia pendidikan dan organisasi kepemudaan. Alumni STKIP Setia Budhi Rangkasbitung ini menamatkan pendidikan pada 2012–2013, dan selama masa kuliahnya aktif di berbagai organisasi, termasuk PMII Cabang Lebak, serta sempat dipercaya memimpin BEM STKIP Setia Budhi dan menjadi Komandan Resimen Mahasiswa (Menwa) untuk periode 2013–2014.
Pengabdiannya berlanjut setelah lulus kuliah. Pada 2016–2018 ia mengabdi sebagai perangkat Desa Pasirtenjo, sebelum kemudian dipercaya menjadi Ketua Pengurus Kecamatan (PK) KNPI Sindangresmi sejak 2017 hingga kini.
Namun di balik perjalanan organisasi dan sosialnya, kehidupan Sirojudin sebagai guru honorer jauh dari kata mudah. Dengan pendapatan yang terbatas, ia tetap setia berdiri di depan kelas demi kecintaan pada profesi pendidik dan tanggung jawab moral terhadap masa depan anak-anak di kampung halamannya.
Kadang ada rasa lelah, bahkan ingin menyerah. Tapi ketika melihat wajah anak-anak penuh semangat, serta keluarga di rumah, saya sadar bahwa perjuangan ini tidak boleh berhenti,” ujar Sirojudin, Jumat (31/10/2025).
Sirojudin berharap pemerintah memberi perhatian lebih kepada guru honorer yang telah lama mengabdi dan membuka jalan bagi mereka untuk meraih kepastian status melalui seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Harapan jadi PPPK sudah lama saya tunggu. Meski kebijakan sering berubah, saya percaya perjuangan tidak akan mengkhianati hasil,” ungkapnya penuh harap.
Meski terus dihantui ketidakpastian status dan kondisi ekonomi, Sirojudin memilih bertahan, yakin bahwa pengabdian adalah jalan mulia.
Menjadi guru bukan hanya soal gaji. Ini panggilan hati untuk mencerdaskan anak bangsa,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Kisah Sirojudin menjadi potret nyata perjuangan ribuan guru honorer di daerah pelosok Indonesia. Mereka yang mengajar dengan cinta, meski kerap berada dalam bayang-bayang ketidakpastian. Semangat itu menegaskan bahwa pendidikan Indonesia bergerak bukan hanya oleh sistem, tetapi oleh hati para pendidik yang terus menyala dalam kesederhanaan.
Penulis : Iwan Kejes
Editor : Sukadi
Sumber Berita : Perjuangan Tanpa Batas: Sirojudin, Guru Honorer di Pelosok Pandeglang yang Tetap Teguh Demi Pendidikan Anak Bangsa












